2. Barong Bali
Barong bali berasal sebagai perkembangan dari barong ponorogo atau Reog, yang oleh raja Airlangga dibawa saat mengungsi ke pulau Bali untuk menyelamatkan diri. Selain
Barong Ponorogo, Airlangga juga membawa bentuk-bentuk seni sastra, aksara jawa, serta ritual keagamaan.
Pengaruh yang di dapat pada barong Bali bisa di lihat pada bentuk barong ponorogo saat tampil tanpa mahkota merak (Kucingan) dan pada Topeng Rangda yang mendapat pengaruh dari topeng bujang ganong. Serta kelompok orang yang mendalami ilmu kesaktian pada orang tua yang mendapat pengaruh pada perilaku kegiatan nyata warok muda dan warok tua yang sakti mandraguna yang saat ini masih terjaga di Ponorogo, meskipun kegiatan tersebut saat ini tertutup untuk kalangan tertentu.
Dengan begitu, muncul jenis barong bali dengan berbagai kepala hewan seperti Babi, Gajah, Anjing dan Burung yang menjadi kebanggaan tiap-tiap kota di bali.
Di sisi lain, Tari topeng Barong, bersama dengan tarian sanghyang dianggap sebagai tarian asli Bali, mendahului pengaruh Hindu. Penduduk asli Indonesia dari warisan Austronesia sering memiliki tarian topeng serupa yang mewakili roh leluhur atau alam; contohnya Dayak dengan tarian Hudoq atau latihan pemujaan beruang yang serupa. Istilah barong diduga berasal dari istilah lokal bahruang, yang saat ini sesuai dengan kata Indonesia yang berarti "beruang".[2] Ini mengacu pada roh yang baik, yang berwujud binatang sebagai penjaga hutan.[3]
Dalam mitologi Bali, roh baik diidentifikasi sebagai Banas Pati Raja. Banas Pati Raja adalah "saudara" keempat atau anak roh yang menemani seorang anak sepanjang hidup mereka, yang konsepnya mirip dengan malaikat pelindung. Banas Pati Raja adalah roh yang menjiwai Barong. Seorang roh pelindung, ia sering digambarkan sebagai singa. Barong sering digambarkan ditemani dua kera.
Barong digambarkan sebagai singa dengan kepala merah, ditutupi bulu putih tebal, dan mengenakan perhiasan berlapis emas yang dihiasi dengan potongan-potongan cermin. Bentuk singa Barong agak mirip dengan anjing Pekingese. Asal usul Barong jauh ke belakang dan tidak pasti. Asal-usulnya bisa dari pemujaan animisme, sebelum agama Hindu muncul, ketika penduduk desa masih percaya pada kekuatan pelindung supranatural hewan.[4]
Dalam konsep keagamaan, Barong diartikan dalam dua kata bar/bor dan ong. Bor disebut sebagai poros, sedangkan ong merupakan sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, Ida Sang Hyang Widhi dimanifestasikan dalam wujud Bhatara Wisnu sebagai MahaPemelihara yang menjaga kehidupan di atas dan di bawah langit
SUMBER; https://id.wikipedia.org/wiki/Barong_Bali#:~:text=Barong%20Bali%20adalah%20satu%20di%20antara%20begitu%20banyak,dikenakan%20oleh%20satu%20atau%20dua%20orang%20untuk%20menarikannya.
Komentar
Posting Komentar